1. Dasar Hukum

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 0601/O/ 1985 tentang Pembukaan, Penunggalan, dan Penegerian Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas memutuskan terhitung mulai tanggal 1 Juli 1985 berdiri SMA Negeri Sambit Ponorogo. Keputusan ini ditetapkan di Jakarta tanggal 22 Nopember 1985.

2. Sosial Masyarakat

Kepala Desa Besuki Bpk Beni Soepeno bersama masyarakat mendukung adanya sekolah baru tingkat SMA . Bapak Beni Soepeno berusaha mencari sawah lahan petani di dusun Ngadinoyo , desa Besuki Kecamatan Sambit, lahan ini oleh masyarakat disebut sawah Sedoro, pemilik sawah ini lebuih dari satu orang namun pembebasan lahan berjalan lancar, Letak Geografis strategis di tepi jalan raya Ponorogo- Trenggalek, dikemudian hari menjadi SMA Negeri 1 Sambit.

3. Kondisi Fisik

Awal berdirinya SMA Negeri 1 Sambit memiliki 3 ruang kelas, 1 ruang tata usaha, 1  ruang ketrampilan, 1 ruang BP, gudang , WC guru dan WC siswa. Belum ada aliran listrik dan tetepon, pagar juga belum ada, kondisi tanah  masih nampak kering, bekas galengan masih tampak, cuaca panas dengan angin kencang, Pada awalnya bapak Poedjono, kepala sekolah pertama menanam pohon cemara sebagai ciri khas adanya SMA Negeri 1 Sambit.

Nara sumber :

1. Djoko Poerwadi
2. Dra Endang Widnarsih
3. Murjanti, S,Pd
4. Junus, S.Pd.
5. Tri Agung Susetyono, S.Pd.

4. Periode Kepala Sekolah

Bereikut ini kepala SMA Negeri 1 Sambit, mulai berdirinya :

5. Perkembangan Pembangunan fisik.

Pada awal berdirinya telah terbangun : 3 ruang teori, 1 ruang ketrampilan, 1 ruang kepala sekolah, ruang BP, 1 ruang Tata Usaha, kamar mandi siswa, kamar mandi guru, dapur, gudang. Perkembangan berikutnya adalah sbb: